The Golden Age


Perlu diketahui bahwa setiap anak itu mempunyai potensi yang unik ketika ia lahir di muka bumi ini, baik secara fisik (jasmani) maupun non fisik (akal, hati dan lain sebagainya), dan dari itu semua sesungguhnya kuncinya ketika anak tersebut berumur 0 – 6 tahun, seperti yang tertuang dalam UU Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas pada pasal 28. Bahkan dalam pasal tersebut juga dijelaskan ada 4 (empat) unsur yang harus dipenuhi dalam pengembangan anak usia dini yaitu: pertama, pembinaan anak usia dini merupakan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Kedua, pengembangan anak usia dini dilakukan melalui rangsangan pendidikan. Ketiga, pendidikan anak usia dini bertujuan untuk dapar membantu pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan rohani (holistik). Dan keempat, pengembangan dan pendidikan anak usia dini merupakan persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Dalam rangka untuk dapat memberikan hal yang terbaik bagi anak bangsa saat fase pertumbuhan seorang manusia ketika berumur 0 – 6 tahun, menjadi teramat penting bagi setiap insan yang sering kali disebut dengan “masa emas” atau “the golden age”, masa tersebut seorang anak harus dipersiapkan “wadah” yang mampu untuk menampung setiap materi, ilmu atau pemikiran dengan mumpuni baik secara jasmani, mental maupun pikirannya dengan semaksimal mungkin untuk menghadapi setiap persoalannya di masa yang akan datang dalam hidupnya kelak.


Dalam sebuah penelitian, Bloom mengatakan bahwa pengembangan intelektual seorang anak sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50%, variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi sejak anak berumur 4 tahun, peningkatan mutu 30% selanjutnya terjadi masa usia 4 – 8 tahun dan sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua atau ketika usia 8 – 18 tahun. Bloom juga mengatakan bahwa umur 0 – 4 tahun merupakan masa-masa penting pertama terhadap kaya miskinnya lingkungan sekitar yang menstimulasi perkembangan intelektual manusia. Bahkan lebih jauh ia menjelaskan bahwa ini berpengaruh pada perkembangan IQ dengan perbandingan bahwa lingkungan dengan stimulasi yang kaya akan menambah 10 unit IQ dari pada yang miskin ketika berumur 0 – 4 tahun., kemudian sekitar 6 unit IQ ketika berumur 4 – 8 tahun.

Salah seorang ahli Carla Shaz mengatakan bahwa masa kritis pengembangan tumbuh kembang anak mencakup 5 (lima) hal, yaitu: pertama¸pengembangan penglihatan ketika berumur empat tahun pertama. Kedua, pengembangan perasan emosi sejak umur 2 (dua) bulan sampai mulai berkembang perasaan stress, kepuasan, girang dan sedih. Sedangkan perasaan iri dan empati baru berkembang pada usia 3 (tiga) tahun. Pada masa-masa ini pengasuhan yang penuh kasih sayang, pemenuhan nutrisi dan perawatan kesehatan merupakan persyaratan mutlak bagi pertumbuhan emosi anak. Dan perlu diingat bahwa pada masa ini juga setiap setiap peristiwa yang tidak mengenakkan atau traumatik akan berpengaruh pada keseimbangan emosi yang kemudian berhubungan dengan perkembangan kecerdasan dan empati. Ketiga, perkembangan kemampauan bahasa, sudah dimulai sejak dalam kandungan, ketika berumur 1 (satu) tahun sudah terbentuk “peta perseptual” untuk dapat mengetahui perbedaan suara atau fonem yang diucapkan dan perkembangan ini ditentukan dengan seberapa banyak anak diajak bicara atau mendengarkan. Keempat, kemampuan gerak anak, masa kritis pengembangan gerakan berlangsung sejak lahir sampai umur 2 tahun, sedangkan masa perkembangan motorik kasar berlangsung hingga berumur 4 tahun. Kelima, perkembangan kemampuan musik, masa kritis pengembangan musik ketika berumur 3 s.d. 10 tahun, hasil penelitian Mozart membuktikan bahwa rangsangan musik sejak dini akan membina pengembangan di bidang visiospatial, matematika dan logika.

Sumber dan bacaan lebih lanjut: http://www.jugaguru.com/column/21/tahun/2008/bulan/09/tanggal/04/id/791/



Menjadi Guru Model


Menjadi guru model
Oleh-oleh Workshop Kepribadian, Hasto Daryanto (8 Februari 2009, Balai kota Solo)

Jadikankanlah predikat guru sebagai status bukan sekedar profesi, maka posisikan murid Anda sebagaimana anak Anda sendiri.

GURU…?
G = Gagasan
Guru harus kaya gagasan segar, sanggup mencari berbagai jalan dengan pembelajaran yang menantang dan dinamis.

U = Usaha
Gagasan segar guru harus segera diwujudkan dalam usaha nyata.

R = Rasa
Gagasan segar guru yang diwujudkan dalam usaha nyata harus menjamin rasa aman anak.


U = Utama
Gagasan segar guru yang diwujudkan dalam usaha nyata harus menjamin rasa aman anak dalam menanamkan nilai-nilai akhlak mulia.

Model…?
Model di sini bisa dikatakan sebagai orang yang dicontoh atau diteladani. Dapat juga diartikan dengan orang yang (pekerjaannya) memperagakan, seperti pakaian dll.

Lalu seperti apakah guru model itu…?
Guru model adalah guru yang diteladani, memiliki gagasan segar, yang diwujudkan dalam usaha nyata untuk menjamin rasa aman anak dalam upaya menanamkan nilai-nilai akhlak mulia.
Untuk menjadi guru model, hal-hal yang perlu dimiliki oleh seorang duru adalah:
1. Menarik
Serang guru harus mampu menggirangkan, menyukakan hati karena indahnya, cantiknya, bagusnya, serta membangkitkan kasih sayang sehingga menyebabkan orang lain dekat dengannya.
2. Memikat
Memikat dalam hal ini berarti menggirangkan, menyukai hati karena indahnya, cantiknya, bagusnya, serta membangkitkan kasih sayang sehingga menyebabkan orang lain lekat dengannya.
3. Mengesankan
Mengesankan berarti menyukai hati karena indahnya, cantiknya, bagusnya, serta membangkitkan kasih sayang sehingga menyebabkan orang lain terkesan dengannya.

Ciri-ciri guru model…?
1. Berkepribadian mantap dan stabil
Yaitu dapat menghargai dan menerapkan ajaran agama serta mentaati peraturan yang berlaku. Mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Bertutur kata, berperilaku santun dan berpenampilan sopan serta mempunyai control emosi yang baik.
2. Berkepribadian dewasa
Dapat menerapkan nilai kejujuran dan keikhlasan serta melaksanakan tugas secara mandiri. Menghargai atasan, teman sejawat, dan kolega serta baginya makna kepuasan adalah membuat orang lain bahagia.
3. Merkepribadian wibawa
Mengemukakan pendapat dan bertindak yang memberikan pengaruh positif terhadap peserta didik sehingga ia pantas untuk dihormati. Tidak melakukan penyimpangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
4. Kepribadian arif
Bertindak atas dasar kemanfaatan peserta didik, sekolah dan lingkungan sekitarnya. Mampu menempatkan diri secara proporsional serta mau menerima masukan , kritik dan saran untuk perbaikan.

“Jadikanlah awal pembelajaran adalah sesuatu yang dahsyat, yang menggirangkan, yang membuka hati dan pikiran peserta didik. Sahabat guru, bergembiralah…! Jika anda bergembira… murid anda juga akan gembira. Dan itu adalah awal kesuksesan anda.”

Resep-resep membuat APE


Resep Pembuatan Playdough

1 kg tepung terigu
¼ kg garam halus
pewarna kue
½ liter air
5 sendok makan minyak goreng

Cara membuat :
Tepung dan garam dicampur sampai menyatu. Tuangkan air yang dicampur pewarna dan masukkan ke dalam adonan sedikit demi sedikit. Setelah adonan tidak lengket, tambahkan minyak goreng sedikit
demi sedikit Dan adonan siap dibentuk.


Adonan Finger Painting

Bahan pembuatan cat finger painting :
• Air (3 gelas)
• Tepung tapioka (1 gelas)
• Tawas 1 sendok makan
• Sabun cuci (2 sendok makan)
• Minyak goreng (1 sendok makan)
• Bubuk pewarna roti (merah, kuning dan biru)

Cara pembuatan :
Seperti pembuatan bubur sumsum.
Semua bahan, kecuali pewarna, dimasak dengan api kecil, dan diaduk-aduk. Sampai agak kental. Jangan sampai menggumpal. Kemudian dipindahkan dan dibagi ke 3 mangkuk. Setelah itu pewarna roti dimasukkan secukupnya sesuai kebutuhan, dan diaduk sampai rata, jangan sampai terlalu banyak, sehingga hasilnya terlalu gelap.



Resep Pembuatan Cat Poster dari Deterjen

Untuk satu warna
1 sendok makan deterjen cair
Pewarna kue
Cara Membuat
Campurkan deterjen cair dengan pewarna hingga merata. Simpan dalam tempat wadah


Resep Pembuatan Labunte (Larutan Sabun dan Tepung)

1 buah sabun mandi (warna putih)
Tepung terigu
Pewarna kue
Air
Baskom

Cara membuat :
Untuk satu adonan warna.
Iris satu potong atau sisa sabun mandi dalam baskom, kemudian tuang air bersih secukupnya, sampai seluruh sabun terendam air, selama 2-3 jam.Kemudian masukkan larutan sabun kedalam baskom lain, dan aduklah sampai terasa lembut, dan masukkanlah warna. Aduk sampai warna merata, lalu masukkanlah 2 sendok tepung terigu dan aduklah sampai merata. Masukkan lagi terigu secara bertahap sambil tetap diaduk, sampai adonan terasa pekat dan susah diaduk. Remas-remas dengan tangan, jika masih terasa lengket, taburi terigu sedikit-sedikit. Sampai akhirnya kekenyalan adonan adalah seperti lilin malam. Dan adonan siap dibentuk.

hanya bermain...

Ketika aku sedang menyusun kubus, Jangan katakan aku “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain. Tentang keseimbangan dan bentuk.

Ketika aku sedang berpakaian lengkap membuat rumah-rumahan, Lalu bermain boneka bayi, Jangan Katakan aku “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain, Untuk menjadi Ibu dan Ayah suatu hari nanti.

Ketika kau lihat aku duduk disebuah kursi, “Membaca Keras-keras” didepan penonton khayal, Tolong jangan tertawa dan mengira aku “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain, Aku mungkin menjadi Guru suatu hari nanti.

Ketika kau lihat aku sibuk dengan teka-teki, atau ketahuan “Memainkan Sesuatu disekolah, Tolong jangan merasa aku membuang waktu untuk “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain, Aku belajar memecahkan masalah dan berkonsentrasi, Siapa tahu aku kelak aku jadi Pengusaha

Ketika kau lihat aku belajar melompat, berlari dan memanjat, Tolong jangan katakan aku “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain, Aku berlajar tentang bagaimana tubuhku, Mungkin saja suatu hari nanti aku menjadi Dokter, Perawat atau Atlet

Ketika kau bertanya apa yang kau kerjakan disekolah hari ini, Dan aku menjawab”Aku Hanya Bermain”, Tolong jangan salah mengerti, Karena seperti kau lihat aku belajar sambil bermain, Aku belajar menikmati hidup sambil meraih sukses dalam bekerja, Aku menyiapkan diri untuk masa depan

SAAT INI AKU ANAK-ANAK, DAN TUGASKU MEMANG BERMAIN
( A. Wadley)